Kebaktian Terpuji,  Kedurhakaan Tercela

Sesungguhnya sesuatu yang paling berharga di dunia ini dan paling dicintai oleh setiap orang tua adalah anak-anaknya. Dan setiap orang tua tentu akan berdoa kepada Allah dengan penuh ketundukan dan kekhusyuan agar anak-anaknya diberkati dan diberikan kesuksesan yang gemilang baik di dunia maupun di akhirat.


Seperti penuturan seorang penyair, :


Sesungguhnya anak-anak kami di antara kami,


Adalah belahan jantung kami yang berjalan di atas bumi


Jikalau ada angin yang menerpa sebagian mereka,


Niscaya mata kami akan sulit terpejamkan


Dan pandangan mata orang tua akan sangat sejuk jika mendapati anak-anaknya shaleh dan berbakti kepadanya, mau mendengarkan nasehatnya dan mengikuti petunjuknya.

Namun jika mendapati anak-anaknya nakal, membangkang, dan durhaka kepadanya maka hidupnya akan terasa sempit dan jiwanya akan terasa menghimpit.


Dalam al-Qur’an banyak kita temukan ayat-ayat yang memuji tentang kebaktian dan mencela tentang kedurhakaan. Sebagaimana firman Allah azza wa jalla,

وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا


Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (Qs. Al-Isra’ : 23)


Dan juga firman Allah ta’ala,

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ


Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)


Dan tidaklah seorang anak lahir langsung menjadi durhaka, akan tetapi karena pengaruh kondisi lingkungan dan sosial di sekitarnya. Jika kondisi lingkungannya baik maka ia akan menjadi baik dan jika kondisi lingkungannya buruk maka ia akan menjadi buruk.


Dan di antara faktor paling penting yang akan menentukan arah seorang anak sehingga menjadi berbakti atau durhaka adalah pola interaksi orang tua terhadapnya. Jika kedua orang tua dapat memahami perannya dengan baik dan dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna maka kelak anak-anaknya akan tumbuh menjadi anak yang shaleh dan berbakti kepadanya. Sedangkan jika kedua orang tua tidak memahami perannya dan menyepelekan tugas dan tanggung jawabnya maka tentu anak-anaknya kelak akan menjadi nakal, membangkang, dan durhaka kepadanya.


Dan benar apa yang dikatakan oleh seorang penyair,


Dan seorang anak akan tumbuh berkembang
di antara kami, sesuai dengan didikan orang tuanya


(Syair Abdul ‘Ala al-Ma’arri)


Oleh karenanya, wajib bagi orang tua untuk memahami dengan baik tugas dan tanggung jawab pendidikan anak-anaknya agar mereka dapat meraih kesuksesan dan tumbuh berkembang menjadi generasi yang diharapkan, tidak tergoyahkan oleh terpaan angin yang kencang dan tidak terkalahkan oleh gelombang air yang datang, dan menjadi penyejuk mata bagi orang tuanya kelak dikemudian hari, insya Allah.


Wallahu A’lam


Sumber :
Dinukil dari “Nasehat Agar Anak Tidak Durhaka”, Sa’ad Karim al-Fiqqi, dengan sedikit perubahan.


Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *