Di namakan dengan sihir karena cara kerjanya yang samar dan terselubung serta tidak tampak oleh mata, yang membingungkan akal , dan menjadikannya takjub melihat sesuatu tanpa mengetahui sebabnya. Semua jenis sihir yang telah saya sebutkan sebelumnya masing-masing memiliki cara khusus untuk bisa mempengaruhi media (manusia). Oleh kerena itu, saya akan menyebutkan beberapa jenis sihir kemudian menjelaskan tentang cara kerja pada pasing-masing sihir tersebut dalam mempengaruhi media.
1. Sihir yang bersandarkan pada ilmu perbintangan dan percampuran sisi rohaninya
Sekalipun sihir jenis ini merupakan perkara yang batil dari asalnya kerena bertumpu pada asumsi-asumsi yang salah sebab bintang-bintang tidak memiliki rohani juga pengaruh. Maka orang yang mengaku mengetahui ilmu gaib dan hukum-hukumnya, serta menetapkan ilmu tentang perkara-perkara gaib berdasarkan pergerakan dan peredaran serta tempat-tempat munculnya bintang, sekalipun ucapan dan perhitungannya keliru dan dusta, hanya saja ucapannya akan mempengaruhi orang-orang yang lemah mental sehingga mereka membenarkannya, dan ia (penyihir) tersebut dengan cara yang tidak disadari menjadikan mereka meyakini seakan-akan kabar tentang masa depan tersebut benar-benar terjadi, maka mereka akan merugi dunia dan akhirat.
2. Sihir yang bersandarkan pada sugesti dan penipuan
Sihir jenis ini juga mempengaruhi orang-orang yang lemah mental dan kepribadian serta orang-orang bodoh. Sihir ini dilakukan dengan bacaan mantra-mantra serta kata-kata yang dapat menyihir yang dipilih oleh penyihir berdasarkan pengalaman dan penelitiannya kepada kejiwaan orang yang tersihir. Dengan itu penyihir mengarahkan (perhatian) media kepadanya dengan cara maker tersembunyi, berangsur-angsur dalam sugesti tahap demi tahap. Jika ia mengetahui ada tanda-tanda terpedaya dan percaya, maka ia segera menambah kekuatan sugesti. Di sisi lain cepatnya pengaruh sugesti merasuk pada media sehingga menjadikannya seperti cincin di jari penyihir.
Sugesti yang digunak penyihir pada aksinya kali ini dimulai dengan mengucapkan kata-kata yang benar, tetapi menyembunyikan maksud-maksud yang tidak benar, kemudian kedustaan semakin bertambah sedikit demi sedikit setiap kali
Wallahu A’lam
Sumber :
“As-Sihru wa As-Sahrah min Minzhar al-Qur’an wa As-Sunnah”, Dr. Ibrahim Kamal Adham, ei, hal. 53-54
Amar Abdullah bin Syakir