Berperangai Buruk Kepada Suami

Seorang wanita yang berbuat maksiat di rumahnya laksana setan yang berada di sarangnya. Hal tersebut hanya akan mengeruhkan umur, menyesakkan dada, dan membuat aib dalam kehidupan. Jadi, perbuatan tersebut hanya akan melenyapkan kebahagiaan dan mendatangkan kebinasaan, menghilangkan ketenangan hidup dan menjadi sumber kepayahan.


Dari Sa’ad diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Ada tiga hal yang termasuk kebahagiaan dan tiga hal yang termasuk kesengsaraan. Yang termasuk kebahagiaan adalah seorang istri yang menyenangkan jika engkau pandang, jika engkau tidak ada di sisinya, ia akan menjaga dirinya dan hartamu; kendaraan yang patuh kepadamu yang akan mengantarkanmu menemui para sahabatmu; dan tempat tinggal yang luas yang banyak perabotannya. Sedangkan yang termasuk kesengsaraan adalah seorang istri yang tidak mengenakkanmu jika dipandang dan mengucapkan kata-kata yang tidak baik kepadamu, jika engkau tidak berada di sisinya, ia tidak bisa menjaga dirinya dan hartamu; kendaraan yang pelan jalannya, jika engkau memukulnya justru akan meletihkanmu, namun jika engkau biarkan ia tidak akan mengantarkanmu bertemu dengan para sahabatmu; dan tempat tinggal yang sempit yang sedikit perabotnya (Dikeluarkan oleh al-Hakim dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyqi. Lihat As-Silsilatus Shahihah (III/39) (1047)


Dari Ibnu Abbas diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

 

أُرِيتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ يَكْفُرْنَ قِيلَ أَيَكْفُرْنَ بِاللَّهِ قَالَ يَكْفُرْنَ الْعَشِيرَ وَيَكْفُرْنَ الإِحْسَانَ لَوْ أَحْسَنْتَ إِلَى إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَالَتْ مَا رَأَيْتُ مِنْكَ خَيْرًا قَطُّ


Ketika diperlihatkan neraka kepadaku, aku lihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita yang kufur.” Ditanyakan,’Apakah mereka kufur kepada Allah ? beliau bersabda, “Tidak, namun mereka kufur kepada suaminya dan mengingkari kebaikan suaminya. Jika engkau telah berbuat baik kepada salah seorang dari mereka selama rentang waktu yang lama, kemudian suatu saat ia melihat ada sedikit kekurangan padamu, maka ia akan mengatakan,’Aku tidak pernah melihat ada kebaikan sedikitpun darimu.” (Shahih al-Bukhari (I/15) (29)


Dari Ibnu Umar –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam-bersabda,

 

اثْنَانِ لا تُجَاوِزُ صَلاتُهُمَا رُءُوسَهُمَا : عَبْدٌ آبِقٌ مِنْ مَوَالِيهِ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَيْهِمْ ، وَامْرَأَةٌ عَصَتْ زَوْجَهَا حَتَّى تَرْجِعَ


Ada dua golongan manusia yang shalatnya tidak akan melampoi kepalanya (tidak diterima), yaitu seorang budak yang lari dari para tuannya hingga ia kembali kepada mereka dan seorang wanita yang bermaksiat kepada suaminya hingga ia kembali (tidak bermaksiat lagi) (HR. ath-Thabrani dalam al-Mu’jam ash-Shaghir)


Cukuplah balasan bagi istri yang bermaksiat kepada suaminya dengan doa kejelekan yang diucapkan oleh para istrinya nanti di akhirat (para bidadri)


Dari Mu’adz bin jabal diriwayatkan bahwa Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

 

لَا تُؤْذِي امْرَأَةٌ زَوْجَهَا فِي الدُّنْيَا إِلَّا قَالَتْ زَوْجَتُهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعَيْنِ لَا تُؤْذِيْهِ قَاتَلَكَ اللهُ فَإِنَّمَا هُوَ عِنْدَكَ دَخِيْلٌ يُوْشِكُ أَنْ يُفَارِقَكِ إِلَيْنَا


Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya di dunia kecuali istri suaminya dari kalangan bidari yang bermata jeli akan berkata kepadanya,”Janganlah kamu menyakitinya. Semoga Allah membinasakanmu ! Sebab, ia hanyalah tamumu, sebentar lagi ia akan berpisah denganmu dan akan menemui kami (Shahih Sunan at-Tirmidzi(I/343) dan Shahih Sunan Ibnu Majah, I/341)


Dan, cukuplah karena Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah meminta perlindungan kepada Allah dari istri semacam dirinya.


Dari Abu Hurairah-semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, salah satu doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- adalah :

 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ جَارِ السُّوءِ وَمِنْ زَوْجٍ تُشَيِّبُنِي قَبْلَ الْمَشِيبِ وَمِنْ وَلَدٍ يَكُونُ عَلَيَّ رِبًا وَمِنْ مَالٍ يَكُونُ عَلَيَّ عَذَابًا وَمِنْ خَلِيلٍ مَاكِرٍ عَيْنَهُ تَرَانِي وَقَلْبُهُ تَرْعَانِي إِنْ رَأَى حَسَنَةً دَفَنَهَا وَإِذَا رَأَى سَيِّئَةً أَذَاعَهَا


Ya Allah, aku berlindung diri kepadaMu dari tetangga yang jahat, dari istri yang menjadikanku beruban sebelum waktunya, dari anak yang memposisikan dirinya sebagai tuan bagi diriku, dari harta yang menjadi azab bagiku dan dari teman yang berbuat makar, di mana matanya melihatku, namun hatinya selalu mengamat-ngamatiku, jika melihat kebaikan pada diriku disimpannya, namun jika melihat kejelekan disebarkannya (Dikeluarkan oleh Thabrani dalam ad-Du’a dan Dailami dalam Musnadul Firdaus. Lihat As-Silsilatus Shahihah (I-VII/377) (3137)

 


Wallahu A’lam


Sumber :


Mukhalafat Nisaiyyah
,
100 Mukhalafah Taqa’u Fiihal Katsir Minan Nisa’ Bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah, (e.i, hal. 78)


Amar Abdullah bin Syakir

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *