Bila Seorang Wanita Menjaga Shalat Lima Waktunya

Saudariku Muslimah …

Dari Abu Hurairah, semoga Allah meridhainya, ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا ، وَصَامَتْ شَهْرَهَا ، وَحَصَنَتْ فَرْجَهَا ، وَأَطَاعَتْ بَعْلَهَا دَخَلَتْ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شَاءَتْ.

Apabila seorang wanita (menjaga) shalat lima waktu, berpuasa pada bulannya, menjaga kehormatannya dan metaati suaminya, niscaya dia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dia sukai (HR. Ahmad, Ibnu Hibban, dan ath-Thabrani)

 

Saudariku Muslimah…

Ketika engkau merenungkan hadiah nabawiyah ini, engkau dapati keutamaan yang besar dan kebaikan yang menyeluruh, bagi siapa yang mau menerima hadiah ini dan melaksanakan kandungannya.

Di dalam hadiah nawabiyah ini, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan kepada para wanita muslimah sebab-sebab yang bisa mengantarkan mereka meraih Surga. Di antaranya adalah “ Menjaga Shalat Lima Waktunya “

 

Wahai saudariku muslimah

Ketahuilah bahwa Allah telah mewajibkan kepadamu untuk berdiri karenanya, bersuci menghadap kiblat dan shalat sehari semalam lima kali.

Di sini agama Islam yang lurus menjadikan shalat sebagai tiang agama, barangsiapa menegakkannya maka dia telah menegakkan agama dan barangsiapa yang meninggalkannya maka ia telah meruntuhkan agama.

Sungguh Allah Yang Maha Mulia telah memperingatkanmu dari sikap melalaikan shalat, dalam firman-Nya,

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (Qs. Maryam : 59)

Ibnu Abbas berkata, “Menyia-nyiakan shalat bukan berarti meninggalkannya sama sekali, akan tetapi mengakhirkan dari waktunya.”

Saudariku…

Kalau memang ini adalah ancaman bagi orang yang mengakhirkan shalat dari waktunya, maka apa dugaanmu terhadap orang yang tidak shalat sama sekali ?

Bahkan mungkin salah seorang di antara mereka telah mencapai usia lanjut, tapi belum pernah sekalipun ruku’ kepada Allah, bagaimana ia akan menghadap Rabbnya ?

Bagaimana mungkin wanita seperti itu akan selamat dari siksa-Nya yang pedih ?

Tidak akan berguna baginya alasan sibuk mengurus anak, atau alasan sibuk dengan urusan perut atau pun harta kekayaan, kenapa ?

Sebab Allah telah memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman dari sikap menyibukkan diri dengan anak-anak dan harta benda dan melalaikan dzikir kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.(Qs. Al-Munafiqun : 9)

Para ahli tafsir berkata yang dimaksud dengan mengingat Allah dalam ayat ini adalah shalat lima waktu.

Dari sini tidaklah pantas bagimu wahai saudariku muslimah meninggalkan shalat karena sibuk berdagang (jual beli) mempersiapkan hidangan, atau sibuk dengan anak-anak dan harta bendamu.

Lihatlah orang-orang yang disiksa Neraka Saqar, tahukah kamu apakah itu Neraka Saqar ? yaitu Neraka yang tidak menyisakan dan membiarkan secuil dagingpun.

Renungkanlah bagaimana mereka mengetahui bahwa siksaan yang mereka enyam sebabnya adalah kelalaian mereka terhadap hak Allah, di mana mereka bukan termasuk ahli shalat dan mereka juga bukan termasuk para dermawan yang suka memberi fakir miskin, sebaliknya mereka adalah orang-orang yang membicarakan kebatilan dan mendustakan hari Pembalasan.

Allah berfirman,

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44) وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ (45) وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ (46) حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ (47) فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ (48)

Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”. Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at.(Qs. Al-Mudatsir : 42-48)

 

Dari sini saudariku muslimah, engkau harus menjaga shalat, pada waktunya dengan khusyu’ dan adab-adabnya serta sunnah-sunnahnya supaya engkau meraih tiket masuk Surga.

 

Sumber :

Tuhfatu an-Nisa, Abu Maryam Majdi Fathi as-Sayyid, (Ei), hal. 49-51

Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *