Bersikap Bijak

Bersikap bijak termasuk perkara penting, khususnya saat terjadi salah paham atau selisih pendapat antara suami istri. Cara terbaik saat terjadi masalah-masalah seperti ini adalah jangan langsung mengkritik,menegur keras, dan mencela, namun sikapilah dengan baik serta mintalah perlindungan (kepada Allah) dari (godaan) setan. Kadang kala lebih baik menghindar dan menunggu hingga urat saraf dan emosi tenang. Setelah itu jelaskanlah mana yang salah dan benar dengan cara yang baik. Allah ta’ala berfirman,

وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ

Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia (Qs. Fushshilat : 34)

Pada masa Nabi-shallallahu ‘alaihi wasallam, ada dua orang yang bertikai dan suara keduanya meninggi, maka beliau bersabda,

إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ لَوْ قَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Aku mengetahui satu kalimat jika ia mengucapkannya tentu hilanglah marahnya , kalimat tersebut adalah أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk (Shahih al-Bukhari)

Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah mendatangi rumah Fathimah namun tidak menemukan Ali di rumah, maka beliau bertanya,’Di mana anak pamanmu ?’Fathimah menjawab : ‘Ada sesuatu antara aku dan dia, dia marah dan tidak tidur siang di rumah.’ Maka Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- memerintahkan kepada seorang shahabat,’Carilah Ali !’ Orang itu pun datang dan menyampaikan, ‘Wahai Rasulullah, dia sedang tidur di masjid.’ Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- pun mendatanginya sedang dia masih tidur, pinggangnya tersingkap dan terkena tanah. Maka Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- mengusapnya seraya berkata : “bangunlah, bangun Abu Turob.” (Shahih al-Bukhari)

Hadis ini menjelaskan kepada kita bahwa Ali menghindar dari rumah ketika ia berselisih dengan istrinya Fathimah-semoga Allah meridhainya-. Fathimah sama sekali tidak mengatakan Ali mentalak, memukul, atau bersikap keras. Karena itulah dinasihatkan bagi suami istri untuk menghindar tatkala terjadi pertikaian hingga emosi reda.

Wallahu A’lam

Sumber :

Dinukil dari “ Tis’un Wa Tis’una Fikrah li Hayah Zaujiyah Sa’idah”, karya : Dr. Musyabbab bin Fahd al-Ashimi (ei, hal. 104)

Amar Abdullah bin Syakir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *