Sihir, hakikat ataukah hanya sekedar Hayalan balaka?

Dalam masalah ini, ada dua pendapat.

Pendapat pertama, ( Pendapat ahlu Sunnah wal Jama’ah), dan inilah pendapat yang benar, bahwa sihir benar adanya merupakan ahkikat dan memberikan dampak. Imam Nawwi mengatakan, yang benar bahwa sihir itu benar adanya, dan inilah pendapat jumhur ulama. Imam al-Qurthubi mengatakan, ahlu sunnah berpendapt bahwa sihir itu ada dan merupakan kenyataan.

Imam al-Maziri berkata : Mazhab ahlu as Sunnah dan jumhur Ulama menetapkan adanya sihir dan bahwa sihir itu merupakan fakta seperti yang lainnya. Berbeda halnya dengan orang yang mengingakari hal ini.

Imam Ibnu al-Qoyyim mengatakan, sunggug firman Alloh ta’ala

{وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ}

Dan hadis ‘aisyah – semoga Alloh meridhoinya- .

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa sihir merupakan hakikat bukan sebuah hayalan, dan bahwa ia memberikan pengaruh adalah ,

Alloh azza wajalla berfirman,

{وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُوا الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ}

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui (Qs.al-Baqoroh : 102)

Alloh azza wajalla juga berfirman,

{قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ}

Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh dari kejahatan makhluk-Nya dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki (Qs.al-Falaq: 1-5)

Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

اجتنبوا السبع الموبقات قالوا يا رسول الله وما هن؟ قال:الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات”

“Jauhilah tujuh perkara yang akan membinasakan kamu. Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah tujuh perkara itu? Rasulullah bersabda: Menyekutukan Allah, melakukan perbuatan sihir, membunuh manusia yang diharamkan oleh Allah melainkan dengan hak, memakan harta riba,memakan harta anak yatim, lari dari medan pertempuran dan menuduh zina terhadap perempuan-perempuan yang baik, yang tidak memikirkan untuk melakukan perbuatan zina serta beriman.”(HR. al-Bukhori)

Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

من تصّبح بسبع تمرات عجوة لم يضره ذلك اليوم سم ولا سحر”

“Barang siapa yang setiap pagi hari makan tujuh biji buah kurma ajwa, niscaya pada hari itu ia tidak akan terganggu oleh racun atau sihir.” HR.al-Bukhori – Muslim. Wallohu a’lam

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *