Salah satu bentuk penghormatan yang paling agung terhadap wanita adalah apa yang diwajibkan oleh Allah kepadanya agar mengenakan hijab syar’i yang justru menambah dirinya semakin sopan, anggun, bersih dan suci. Hijab akan menghalanginya dari gangguan orang-orang yang sakit hatinya, menjaganya dari serangan manusia berperilaku serigala yang selalu mengintai di sekitarnya untuk mendapatkan sesuatu yang paling berharga darinya.
Seorang wanita yang meremehkan syariat Allah ini (memakai hijab), berarti telah melakukan dosa besar berkaitan dengan hak dirinya maupun hak masyarakat di sekitarnya. Sebab, jika syariat ini tidak ada, pasti hawa nafsu akan semakin bergejolak, kerusakan akan semakin tersebar dan akan banyak lelaki yang terjerumus ke dalam kerusakan !
Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa ia berkata : Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat (yaitu) suatu kaum yang membawa cemeti seperti ekor sapi, di mana dengan cemeti tersebut, dia memukuli manusia; dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berjalan berlenggak lenggok, dan kepala mereka seperti punuk onta yang berlenggak lenggok. Mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mencium baunya. Padahal baunya dapat tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian (Shahih Muslim (III/1339) (2128)
Memamerkan kecantikan adalah termasuk perbuatan jahiliyah orang-orang tempo dulu, termasuk bentuk kemunduran dan kembali ke zaman tak berperadaban. Mengapa engkau kembali lagi ke zaman kegelapan, wahai orang yang telah diterangi jalannya oleh Allah dengan cahaya syariat Islam !
Allah berfirman,
وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya (Qs.al-Ahzab : 33)
Dari Ummu Salamah –semoga Allah meridhainya-diriwayatkan bahwa ia berkata, Ketika turun firman Allah :
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka (al-Ahzab : 59), maka para wanita kaum Anshar keluar dari rumah mereka seolah-olah di kepala mereka ada burung gagak hitam karena kain kerudung mereka (Shahih Sunan Abi Dawud, (II/773) (3456)
Dari Aisyah-–semoga Allah meridhainya-diriwayatkan bahwa ia berkata- : Semoga Allah merahmati wanita-wanita kaum Muhajirin yang pertama. Pasalnya, ketika turun firman Allah,
وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka … (Qs. An-Nuur : 31), maka segera saja mereka menyobek kain korden-dalam riwayat lain disebutkan, kain yang tebal-, kemudian mereka menjadikannya sebagai kerudung (Shahih Sunan Abi Dawud (II/733) (3457)
Dari Abu Udzainah as-Sadafi-semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda, “Sebaik-baik istri kalian adalah yang penyayang, subur (banyak anak), baik hati, dan suka membantu; jika dia bertakwa kepada Allah. Dan sejelek-jelek istri kalian adalah yang suka mempertontonkan kecantiakannya lagi sombong, dan merekalah orang-orang munafik. Tidak ada yang akan masuk Surga dari mereka kecuali seperti burung gagak yang kedua sayapnya berwarna putih (Dikeluarkan oleh Baihaqi dalam as-Sunan. Lihat as-Silsilatus Shahihah (IV/464) (1849). Ini merupakan kiasan tentang sedikitnya orang yang masuk Surga dari kalangan wanita. Karena gagak yang mempunyai ciri tersebut memang sedikit.
Wallahu a’lam
Sumber :
Dinukil dari, “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya : Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi (ei, hal. 117) Amar Abdullah bin Syakir