Memberikan Kecintaan kepada Non Muslim

Saudariku…

Kecintaan (mahabbah) adalah ibadah hati yang tidak boleh ditujukan kecuali hanya kepada Allah dan kepada apa saja yang dicintai Allah, seperti dien (agama), kitab, para nabi, para wali, syariat-syariat dan syiar-Nya.

Dari Abu Dzar –semoga Allah meridhainya- diriwayatkan bahwa ia berkata, Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wasallam- besabda,

 

أَوْثَقُ عُرَى الْإِيْمَانِ الْمُوَالَاةُ فِي اللَّهِ، وَالْمُعَادَاةُ فِي اللَّهِ، وَالْحُبُّ فِي اللَّهِ، وَالْبُغْضُ فِي اللَّهِ.

Ikatan keimanan yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan permusuhan karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena Allah (Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Kabir. Lihat, As-Silsilatus Shahihah (IV/306) (1728)

Mencintai orang-orang kafir dan berwala kepada mereka, apa pun agama dan alirannya, seperti para biduwanita, para pegulat, penyayi, olahragawan, seniman, politikus dan lain sebagainya dari orang-orang yang sudah terkenal kabarnya dan tesebar foto-foto maupun kisah-kisahnya, sehingga hati sebagian orang-orang lalai menjadi tergantung kepada mereka adalah termasuk perbuatan haram yang sangat berbahaya, yang kemungkinan besar akan menyebabkan pelakunya murtad dari Agama Allah azza wajalla.

Allah azza wajalla berfirman,

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu) ; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zhalim. (Qs. Al-Maidah : 51)

Berapa banyak kisah-kisah memilukan yang kita dengar tentang para wanita yang begitu mengidolakan orang-orang kafir yang tersohor namanya, padahal mereka adalah bahan bakar api neraka. Terlebih lagi, hal itu mengakibatkan hati para wanita mencintai dan berwala’ kepada mereka, yang memalingkan kecintaan terhadap Islam dan kaum muslimin. Juga mengakibatkan para wanita tersebut meniru-niru mereka dan kagum dengan keadaan mereka. Semua itu merupakan buah dari keloyalan terhadap mereka dan kelemahan ataupun tidak adanya permusuhan terhadap mereka. Hanya kepada Allahlah tempat mengadu dan hanya kepada-Nyalah kita memohon pertolongan.

Alllah azza wajalla berfirman,

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا عَدُوِّي وَعَدُوَّكُمْ أَوْلِيَاءَ تُلْقُونَ إِلَيْهِمْ بِالْمَوَدَّةِ وَقَدْ كَفَرُوا بِمَا جَاءَكُمْ مِنَ الْحَقِّ

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena rasa kasih sayang ; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu … (Qs. Al-Mumtahanah : 1)

Wallahu A’lam

Sumber :

Dinukil dari, “Mukhalafaat Nisaiyyah”, 100 Mukhalafah Taqa’u fiha al-Katsir Minan Nisa-i bi Adillatiha Asy-Syar’iyyah”, karya : Abdul Lathif bin Hajis al-Ghamidi (ei, hal. 33)

Amar Abdullah bin Syakir

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *