Dampak Riba Terhadap Kehidupan Bermasyarakat

Ciri khas masyarakat madani ditandai dengan hubungan saling mengasihi dan saling mencintai antara individu anggota masyarakat, bagaikan satu tubuh. Bila salah satu organnya sakit maka organ yang lain juga merasakan perihnya. Kondisi ini tidak mungkin tercipta, jika terdapat seorang anggota masyarakat yang melakukan praktek riba. Karena ia tanpa perikemanusiaan selalu berusaha menghisap harta setiap anggota masyarakat yang lainnya.

Dalam “Mausu’ah iqtishadiyyah” (ensiklopedi ekonomi) disebutkan, “Riba memainkan peranan penting dalam kehancuran masyarakat terdahulu…di mana pemberi pinjaman tanpa belas kasih menyita kebun para penerima pinjaman jika mereka tidak mampu membayar hutang yang menjadi berlipat ganda karena ditambah bunga. Jika harga kebun belum mencukupi untuk menutupi hutang yang sudah berlipat ganda itu maka mereka merampas hak kemerdekaan para peminjam dan menjadikan mereka para budak yang diperjual belikan[1]

Bila para penerima pinjaman tersebut sudah tidak lagi memiliki rumah tempat tinggal dan lahan bercocok tanam untuk menutupi kebutuhan pokok mereka dan keluarganya, sangat mungkin mereka akan menempuh jalan pintas yang tidak terhormat guna menyambung hidup mereka dan anak-anak mereka. Maka bermunculanlah berbagai tindak kejahatan : pencurian, penodongan, perampokan, dan lain sebagainya.

Dengan demikian hilanglah rasa aman dan ketentraman dalam masyarakat tersebut berganti menjadi : ketakutan, penindasan, dan tidak jarang berakhir dengan pembunuhan.

Wallahu a’lam

 

Penulis : Amar Abdullah bin Syakir

Sumber :

Dinukil dari buku, “Harta Haram Muamalat Kontenporer”, karya : Dr. Erwandi Tarmizi, MA (Penerbit : P.T. Berkat Mulia Insani, Bogor, cet. Keenam, Desember 2013, hal. 344)

 

[1] Dr. Sulaiman al-Asyqar, Qadhaya fiqhiyyah Muashirah, jilid II, hal. 61

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *