Terkadang kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh seorang istri muncul karena perbuatan seorang suami itu sendiri, yang mana dialah yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan-kesalahan tersebut, dan menyulut problem-problem tersebut.
Sangat boleh jadi pula sang suami termasuk tipe orang yang suka membesar-besarkan kesalahan dan melupakan kebaikan-kebaikan. Ia menjadikan biji menjadi tumpukan biji, dan ia membangun tindakan-tindakan yang biasa dilakukan sebagai gundukan tanah yang tinggi berdasarkan anggapan-anggapan yang merusak dan sakwa sangka yang menghancurkan. Maka, siapa yang kondisinya demikian ini, hendaknya ia kembali memeriksa dirinya sebagai langkah pertama, dan mengusahakan perbaikan diri dan meluruskannya hingga layak untuk menghukumi orang lain. Karena, barangsiapa tidak dapat mengendalikan dirinya sendiri, maka bagaimana mungkin dia dapat mengendalikan orang lain !
Dan bagaimana pun kondisinya, maka bersabar terhadap kesalahan-kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan istri merupakan perkara yang dianjurkan, dan setiap orang tak dapat lepas dari kesalahan, ketergelinciran dan lupa.
Seorang penyair berkata :
مَنْ ذَا الذِيْ مَا سَاءَ قَطْ
وَمَنْ لَهُ الْحُسْنًى فًقًطْ؟
Siapakah orangnya yang tak pernah melakukan
kesalahan sama sekali ?
Dan siapakah pula orangnya yang hanya
memiliki kebaikan saja ?
Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam- telah menjelaskan bahwa kekurangan dan kebengkokan merupakan tabiat seorang wanita. Dan, orang yang bergaul dengannya hendaknya menyadari tabiat ini, oleh kerenanya ia dituntut untuk berbuat baik kepadanya bagaimana pun tindakannya. Beliau bersabda,
اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
Saling berpesan baiklah kalian terhadap kaum wanita, karena sesungguhnya seorang wanita tercipta dari tulang rusuk dan bahwa tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian teratas. Jika Anda (bersikeras) meluruskannya, niscaya Anda akan mematahkannya, namun bila Anda membiarkannya, niscaya tetap saja bengkok. Maka dari itu, hendaklah kalian saling berpesan baiklah terhadap kaum wanita (Muttafaq ‘Alaih). Dalam riwayat Muslim,
إِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ لَنْ تَسْتَقِيمَ لَكَ عَلَى طَرِيقَةٍ فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَبِهَا عِوَجٌ وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا
“ Sesungguhnya wanita itu tercipta dari tulang rusuk, Anda tak akan dapat meluruskannya bagaimanapun caranya. Jika Anda bersenang-senang dengnya niscaya Anda akan merasa puasa sementara tetap saja ia bengkok. Jika Anda memaksanya agar lurus niscaya Anda akan mematahkannya. Dan patahnya adalah menceraikannya.
Imam an Nawawi mengatakan, ‘dalam hadis ini terdapat anjuran untuk bersikap lembut terhadap kaum wanita, berlaku baik terhadap mereka, bersabar atas kebengkokan akhlaknya, siap memikul beban kelemahan akalnya, tidak suka untuk menceraikannya tanpa ada sebab, dan hendaknya seorang suami tidak terlalu menginginkan keistikamahannya, Wallahu a’lam (Syarh Shahih Muslim, 10/299)
Penulis : Amar Abdullah bin Syakir
Sumber :
As-halu ath-Thuruq Ilaa as-Sa’aadati az-Zaujiyyati, 47 Nashiihatan Li ar-Rijaali, Dept.Ilmiah, Darul Wathan
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Instagram @hisbahnet,
Chanel Youtube Hisbah Tv