Allah Ta’ala berfirman:
)إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَن تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ(
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui”. (QS An Nur:19)
Sesungguhnya akibat dari dosa dan maksiat sungguh mengerikan baik itu didunia apalagi diakhirat, seperti yang dijelaskan oleh firman Allah Ta’ala:
{فَكُلًّا أَخَذْنَا بِذَنبِهِ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِ حَاصِبًا وَمِنْهُم مَّنْ أَخَذَتْهُ الصَّيْحَةُ وَمِنْهُم مَّنْ خَسَفْنَا بِهِ الْأَرْضَ وَمِنْهُم مَّنْ أَغْرَقْنَا ۚ وَمَا كَانَ اللَّـهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَـٰكِن كَانُوا أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ} [العنكبوت:40].
“Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan di antara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan di antara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan di antara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri”. (QS: Al ‘Ankabut: 40)
Dan salah satu yang terbesar dari dosa yaitu Al Mujaaharah, yaitu ketika seseorang melakukan dosa teran-terangan, atau dia melakukannya sembunyi-sembunyi sehingga Allah tutupi juga dosa tersebut, namun kemudian ia menceritakan dosanya tersebut kepada orang lain sehingga terbukalah apa yang sudah Allah tutupi,
Allah Ta’ala berfirman:
{لَّا يُحِبُّ اللَّـهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّـهُ سَمِيعًا عَلِيمًا} [النساء:148]
“ Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS An Nisaa: 148)
Dan sebuah hadits dari Salim Bin Abdillah beliau mengatakan, aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
«كلُّ أُمَّتي معافًى إلا المجاهرين، وإنَّ من المجاهرة أن يعمل الرَّجلُ بالليل عملاً، ثم يصبح وقد ستره الله عليه، فيقول: يا فلان، عملتُ البارحة كذا وكذا، وقد بات يستره ربُّه، ويُصبِح يكشف سترَ الله عنه» (البخاري ومسلم)
“Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ padahal pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.” (HR Muslim)
Berkata Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani:
“Al Mujaahir yaitu orang yang menampakkan maksiatnya; ia buka tirai Allah atasnya, dan kemudian ia ceritakan maksiat tersebut, adapun Al Mujahiruun yang terdapat didalam hadits mulia diatas bermakna seseorang yang bermaksiat kemudian menampakkannya, atau juga bermakna orang-orang yang saling membicarakan maksiat masing-masing”. (Fathul Baari hlm 487/10)
Dari keterangan diatas, maka jelas gamblang bahwa Al Mujaaharah memilik tiga makna:
1 – Menampakkan perbuatan maksiat.
2- Membuka tirai yang Allah tutupkan atas dirinya yang bermaksiat, dengan membanggakan dosa tersebut dan menyepelakan tirai Allah Ta’ala itu.
3- Yaitu orang-orang fasik yang saling membicarakan maksiat masing-masing.
Kemudian, bagaimana sikap kita kepada mereka yang terang-terangan mempromosikan dosa? Berikut petuah dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
“Wajib hukumnya mengingkari dengan terang-terangan atas orang yang menampakkan maksiatnya, dan yan demikian tidak termasuk ghibah. Dan wajib untuk dihukum dengan terang-terangan pula sehingga ia jera dari dosanya”. (Ghidzaul Albaab hlm 260/1)
Sumber: http://iswy.co/e14tql
Penulis M.Hadrami
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Instagram @hisbahnet,
Chanel Youtube Hisbah Tv