Kiat Meramu Keharmonisan Rumah Tangga (bag. 1)

Rumah tangga yang harmonis merupakan impian setiap “PaSuTri”, dimana keharmonisan dan kedinamisan di dalam hidup berumah tangga merupakan aspek yang paling urgen dalam mempertahankan keutuhan rumah tangga itu sendiri. Sepasang suami istri harus memiliki kiat – kiat khusus dalam meramu keharmonisan rumah tangga, apa saja kiranya kiat – kiat tersebut ? berikut adalah di antaranya,

 

1. Legowo (Lapang Dada) dan Saling Memaafkan

Sebagaimana dimaklumi bahwa rumah tangga tidak akan terlepas dari prahara, sehingga sepasang suami istri sudah seyogyanya memiliki modal penting yang berguna bagi mereka untuk meredam gejolak prahara tersebut supaya tidak berujung kepada keretakan sebuah rumah tangga. Satu sifat yang harus dijadikan asas dalam membina rumah tangga ialah lapang dada dan saling memaafkan.

Allah berfirman,

فَاعْفُوا وَاصْفَحُوا

Maka maafkanlah dan lupakanlah…” (QS. al-Baqarah (2) : 109)

2. Lupakan Kesalahan (Terbangkan Kesalahan Dengan Angin Kebaikan)

Janganlah menjadi seorang pasangan yang gampang mengingat kesalahan pasangannya, apalagi sampai mengungkit-ngungkitnya, namun terbangkanlah kesalahan tersebut dengan angin kebaikan yang dia miliki.

Jika terbetik dalam benak anda kesalahan pasangan anda, maka ingat-ingatlah kebaikan pasangan anda, sadarlah bahwasanya manusia itu bisa berbuat benar dan salah, maka suatu hal yang salah apabila kita mengungkit-ngungkit kesalahan orang lain, terlebih lagi pasangan kita. Boleh jadi kebaikan yang dimiliki oleh pasangan kita adalah lebih banyak daripada kesalahan yang ia miliki, sehingga tidak akan mungkin setitik noda mengeruhkan lautan. Namun, demikianlah setan membuat jelek pandangan kita terhadap kebaikan yang dimiliki oleh pasangan kita, sehingga seakan-akan pasangan kita tidak memiliki kebaikan apa pun sebab kesalahan kecil yang ia lakukan.

“Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

لاَ يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ

Janganlah seorang mukmin (suami) membenci mukminah (istrinya dengan sebuah sifat), karena jika ia membenci suatu sifat darinya tentulah ia ridha dengan sifat yang lain.” (HR. Muslim No. 2672)

Apa kiat yang lainnya? simaklah pembahasannya pada bagian selanjutnya, insya Allah.

Ammar Abdullah

Sumber :

Bulletin an-Nuur, Yayasan al-Sofwa, Jakarta,  edisi : Th. XVIII No. 1122/Jum`at II/Sya’ban 1438 H/12 Mei 2017 M

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *