Dalam pesannya kepada wanita Muslimah, Ar-Rifa’i berkata, “Waspadalah terhadap kegilaan perempuan Eropa yang menuntut persamaan dengan laki-laki. Sungguh, ia telah menyamai laki-laki dengan pergi ke tukang cukur, akan tetapi tukang cukur tidak menemukan jenggot di wajahnya (Wahyu al-Qalam, I/264)
Ar-Rafi’i juga berkata, “Waspadalah, jangan sampai kamu kehilangan watak yang sangat pantas bagi seorang ibu. Ibu yang melahirkan para Nabi di timur. Ibu yang memiliki tabiat mulia, yang tersebar di setiap sudut jiwanya yang luhur. Sekiranya kehidupan ini berubah menjadi awan, petir dan kilat, tentulah ibu menjadi matahari yang akan mengusir semuanya. Jika kehidupan berubah menjadi panas, menyengat dan mencekik, tentulah ibu menjadi angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Ibu yang hanya memperhatikan akhlak dan tekad para pahlawan, sebab nenek-nenek mereka telah melahirkan para pahlawan (Wahyu al-Qalam, I/265)
Ar-rafi’i melanjutkan, “Kebebasan perempuan di tengah masyarakat ini, silakan Anda sebut nama dan karakter sesuai kehendak Anda, akan tetapi ujung akhirnya selalu satu, yakni hilangnya perempuan atau rusaknya akhlak perempuan (Wahyu al-Qalam, I/295)
Ammar Abdullah