Nabi Ismail ‘alaihissalam dan Ayahnya, Model Orang yang Patuh Terhadap Perintah Alloh ta’ala

Pembaca yang budiman…

Termasuk aqidah seorang muslim terkait dengan al Qur’an adalah mengimani dan membenarkan berita yang ada di dalam al Qur’an. Di antara berita penting di dalam al Qur’an adalah “ berita tentang dialog yang terjadi antara seorang ayah dan anak yang bertaqwa kepada Alloh, dialah Ibrahim ‘alahissalam yang Alloh sifati dengan “

حَنِيفًا مُسْلِمًا  

“ (seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)) sebagaimana firmanNya,

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. ( Qs. ali Imron : 67). Adapun anaknya, ismail ‘alaihissalam Alloh telah mensifatinya termasuk orang-orang baik, Alloh ta’ala berfirman,

وَاذْكُرْ إِسْمَاعِيلَ وَالْيَسَعَ وَذَا الْكِفْلِ وَكُلٌّ مِنَ الْأَخْيَارِ

 Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa’ dan Zulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik(Qs. Shod : 48).

 

Pembaca yang budiman…

Apa bukti kebenaran ketaqwaan dan kebaikan ayah dan anaknya ini, maka marilah kita ikuti dialog yang terjadi antara keduanya, dan anda insyaa Alloh akan menemukan jawabannya, Alloh berfirman,

فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلَامٍ حَلِيمٍ (101) فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (102)

Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs.ash Shoffat : 101-102)

Ya, bukti kebaikan Ismail ‘alaihissalam  sangat jelas terlihat pada jawabannya, ia mengatakan, “”Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”  Adapun bukti kebaikan sang ayah maka simaklah firman Alloh selanjutnya,

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106)

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ).  Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.  Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata ( Qs. ash Shoffat : 103-106)

Ya, sang ayah melaksanakan perintah Alloh ta’ala. Inilah salah satu bukti kebenaran kebaikan sang ayah. Bahkan, merupakan bukti kebaikan keduanya, mereka berserah diri kepada Alloh ta’ala dalam menghadapi ujian yang nyata ini.

Pembaca yang budiman…

Lalu, apa balasan atas kebaikan mereka berdua ?

Perhatikanlah firman Alloh selanjutnya, Alloh berfirman,

وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110)

Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.  Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (Qs. ash Shoffat : 107-110).

 

Pembaca yang budiman…

Itulah dia balasannya.  Alloh memberikan tebusan kepadanya,  Alloh mengabadikan untuknya (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian  dan kesejahteraan dilimpahkan kepadanya.

Maka, sugguh benar apa yang Alloh firmankan berikutnya,

إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ

Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman ( Qs. ash Shoffat : 111)

Demikian pula, benarlah  apa yang Alloh firman,

وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا

Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi (Qs. Maryam : 54)

Pembaca yang budiman…

Di antara hal penting yang patut kiranya dicatat :

  1. Apa yang Alloh beritakan di dalam al Qur’an adalah benar. Bahkan, bukan hanya beritanya namun semua yang tercantum di dalam.
  2. Ketundukan dan kepasrahan terhadap syariat Alloh akan menuai kebaikan yang banyak baik di dunia maupun di akhirat.
  3. Balasan atas kebaikan seseorang bisa jadi disegerakan oleh Alloh ta’ala di dunia.
  4. Salah satu bukti kebenaran kebaikan seseorang adalah ketundukan dan kepasrahannya terhadap syariat Alloh ta’ala.
  5. Nabi Ibrohin dan anaknya, Ismail merupakan contoh orang yang baik, tunduk kepada perintah Alloh ta’ala dan bersabar atasnya.

Akhirnya, semoga Alloh ta’ala mengaruniakan taufiq kepada kita sehingga kita bisa meneladani mereka berdua. amien

Allohu a’lam. Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau ( Abu Umair )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *