Berlindung dari Kemungkaran Akhlaq, Perbuatan dan Hawa Nafsu

Pembaca yang budiman…

Ziyad bin ‘Ilaqoh meriwayatkan dari Pamannya, bahwa Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam serigkali memanjatkan doa,

اللهم إني أعوذ بك من منكرات الأخلاق والأعمال والأهواء

Ya Alloh, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kemunkaran-kemungkaran akhlaq, perbuatan dan Hawa Nafsu. (HR. at Tirmidzi, no.3591)

Abu Isa mengatkan, ini adalah hadis hasan Ghorib. Dan paman Ziyad bin ‘Ilaqoh yaitu Quthbah bin Malik. Syaikh al Albani mengatakan, “ Shohih “.

Pembaca yang budiman…

Dalam hadis ini Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasalam memohon kepada Alloh ta’ala dari satu hal namun hal tersebut tersebar dalam tiga bentuk. Hal yang beliau mohon perlindungan kepada Alloh adalah dari “ kemungkaran-kemungkaran” . Adapun tiga hal bentuknya adalah :

(1) akhlaq,

(2) amal / perbuatan, dan ;

(3) Hawa Nafsu.

 

Pembaca yang budiman…

Apakah yang dimaksud dengan “ kemungkaran “ yang mana beliau berlindung diri kepada Alloh dari hal tersebut ?

Syaikh Abdurrohman bin Nashir As Sa’di mengatakan,

وهو ما عرف بالشرع والعقل قبحه,

( kemungkaran adalah ) perkara yang dinilai oleh syariat dan akal akan keburukannya.

Dari sini diketahuilah bahwa perkara yang dinilai oleh syariat dan akal sebagai sesuatu yang buruk bisa menjangkit akhlaq, amal dan Hawa Nafsu. Dan hal ini sangat berbahaya bagi orang yang terjangkiti olehnya. Oleh karena itu, beliau shallallohu ‘alaihi wasallam memohon perlindungan kepada Alloh dari hal tersebut.

Pembaca yang budiman…

Permohonan perlindungan beliau kepada Alloh yang pertama adalah “ dari kemungkaran akhlaq “. Adapun yang dimaksud dengan “ akhlaq di sini adalah amal amal bathin. Demikian sebagaimana dikatakan oleh Syaikh  Muhammad Abdurrohman bin Abdurrohim al Mubar Kafuriy Abu al ‘Ala di dalam kitabnya, “ Tuhfatul ahwadzi bi syarhi Jami’ at Tirmidzi tatkala menjelaskan maksud akhlaq dalam hadis ini.  Adapun permohonan perlindungan beliau kepada Alloh yang kedua, yaitu : dari kemungkaran amal. Adapun yang dimaksud dengan ‘ amal “ di sini adalalah “ amal yang nampak “

Pembaca yang budiman…

Barangkali anda bertanya, “ apa contoh bentuk kemungkaran pada akhlaq dan pada amal yang nampak ?  di antara contoh kemungkaran pada akhlaq ( amal amal bathin ) adalah tidak ridho terhadap takdir Alloh ta’ala. Adapun di antara contoh kemungkaran pada amal zhohir (yang nampak ) adalah mencela Alloh, kitabNya, dan RosulNya, berkata dusta, mencuri dan lain sebagainya.

Ketidakridhoan seseorang terhadap takdir Alloh adalah merupakan kemungkaran, karena hal tercebut dinilai buruk oleh syariat. Sedangkan yang baik-menurut syariat- adalah hendaknya seseorang ridho terhadap taqdir Alloh ta’ala.

Demikian pula mencela Alloh, kitabNya dan RosulNya, berkata dusta, dan mencuri termasuk kemungkaran, karena hal-hal tersebut merupakan perkara yang dinilai buruk oleh syariat. Keburukan dari mencela Alloh, kitabNya dan RosulNya sangatlah kentara, syariat menghukumi pelakunya sebagai orang kafir, simaklah firman Alloh ta’ala berikut,

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ   … الآية

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman ( Qs. at Taubah : 65-66 )

Demikian pula hanya dengan “ berkata dusta “, keburukannya sangat kentara, karena syariat mengajarkan agar seseorang berkata yang benar dan menjauhi kedustaan. Alloh azza wajalla berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, (Qs. al Ahzab : 70).

Rosululloh shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda,

إياكم والكذب فإن الكذب يهدي إلى الفجور وإن الفجور يهدي إلى النار

Jauhilah oleh kalian dusta, karena dusta membawa kepada kefajiran dan kefajiran mengantarkan kepada Neraka ( HR. Abu Dawud, no.4989) Syaikh Nashiruddin al Albani berkata, “ Shohih “.

Demikian pula halnya dengan “ mencuri “ keburukannya pun sangat kentara, Alloh azza wajalla berfirman,

وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوا أَيْدِيَهُمَا جَزَاءً بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِنَ اللَّهِ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Qs. al Maidah : 38)

Pembaca yang budiman…

Hal ketiga yang nabi shallallohu ‘alaihi wasallam memohon perlindungan kepada Alloh ta’ala darinya adalah dari kemungkaran “

الأهواء ” . الأهواء

merupakan bentuk jama’ dari

الهوى

 , dinamakan

الهوى

   semua perkara yang disenangi baik terpuji maupun tidak terpuji, kemudian condong kepada pengertian perkara yang tidak terpuji. Kemungkaran

الهوى

 sangat jelas, karena pelakunya tersesat.  Alloh ta’ala menghabarkan,

فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. ( Qs. al Qoshosh : 50)

Akhirnya semoga Alloh melindungi kita dan saudara kita – kaum muslimin di mana pun mereka berada dari segala bentuk kemungkaran akhlaq, amal dan Hawa Nafsu. Amien.  Wallohu a’lam

Semoga sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau. ( Abu Umair )

Artikel : www.hisbah.net

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *