Allah menciptakan laki laki dengan keistimewannya,
begitupun perempuan memiliki keistimewaan dalam penciptaannya,
saya yakin kita semua tahu dalam masalah ini.
Namun tahukah anda, bahwa banyak sekali dari kaum adam ataupun kaum
hawa yang menyalahi kodratnya sebagai seorang wanita ataupun seorang lelaki,
misalnya seorang lelaki dia berpakaian layaknya seorang wanita,
atau dalam hal berbicara atau berjalan dll,
begitu pula seorang wanita yang menyerupai laki-laki.
Sungguh miris fenomena pada saat ini, bahkan yang lebih memprihatinkan lagi
sebagian mereka yang yang menyerupai lawan jenis ini beragama islam.
saya sendiri pun tidak bisa berkata apapun kecuali berdoa dan berdoa
kepada allah, agar mereka diberikan hidayah oleh Allah.
Dan pada artikel kali ini saya tidak akan membahas
“bagaimana syariat islam dalam menyikapi orang orang yang bertingkah
seperti lawan jenisnya”.
kenapa? karena insya allah ada pembahasannya tersendiri…
Namun sesuai dengan tema yang saya tulis di atas yaitu
“Seorang muslimah sejati di asrama mahasiswi”.
inilah pembahasan yang akan saya kupas secara rinci, insya allah…
kalau antum perhatikan dari judul diatas, apa yang terbesit di benak antum?
fatwa? .. cerita? … penjelasan ? …
saya katakan bisa jadi semuanya masuk dalam pembahasan ini,
“ko bisa?..
ya tentu saja bisa, karena artikel ini akan menjelaskan kepada kita
bagaimaina sikap seorang muslimah dalam melawan kemungkaran.
Juga akan menceritakan bagaimana kisah seorang mahasiswa dalam
menghadapi kemungkaran.
Dan akan memberikan fatwa bagaimana sikap seorang muslimah
hukum ikut campur dalam kemungkaran,
Oleh karena itu saya sarankan kepada saudariku untuk membaca
dengan tuntas artikel ini, supaya kita mendapatkan ilmu yang
bermanfaat.
Ada sebuah pertanyaan yang ditanyakan kepada Mufti Syaikh Bin Baz Rahimahullah
dari seorang muslimah yang peduli dengan keadaan asramanya.
“Saya seorang wanita yang tinggal di asrama mahasiswa,
dan Alhamdulillah, aku telah mendapatkan jalan hidayah-Nya
hingga berusaha untuk selalu teguh berada diatasnya.
Akan tetapi saya sangat merasa sempit sekali dengan keadaan
disekeliling saya, dari perbuatan maksiat dan mungkar,
terlebih hal itu berasal dari teman-teman mahasiswi saya,
mereka mendengarkan lagu, bergosip dan mengadu domba.
Saya juga telah berusaha untuk terus menasehati mereka,
akan tetapi sebagian mereka malah mengolok-olok saya
dan mengatakan: “kamu itu kaku!”.
maka dari itu wahai Syaikh apa yang harus aku lakukan?
Jazakumullah khairan.
Syaikh Bin Baz pun menjawab:
“Yang diwajibkan atasmu adalah mengingkarinya semampumu
dengan kata-kata yang baik, lembut dan cara yang baik pula,
dengan menyertakan ayat-ayat dan hadits-hadits yang berkaitan
dengan hal tersebut sepengetahuanmu.
dan jangan ikut-ikutan dengan mereka; mendengar lagu dan bernyanyi,
ghibah atau apapun dari perkataan dan perbuatan yang haram,
beranjak lah dari mereka sampai mereka mengubah topik pembicaraan ke yang lain,
sesuai dengan firman Allah Ta’ala:
وَإِذَا رَأَيْتَ الَّذِينَ يَخُوضُونَ فِي آيَاتِنَا فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ حَتَّى يَخُوضُوا فِي حَدِيثٍ غَيْرِهِ وَإِمَّا يُنْسِيَنَّكَ الشَّيْطَانُ فَلا تَقْعُدْ بَعْدَ الذِّكْرَى مَعَ الْقَوْمِ الظَّالِمِين. الأنعام ٦٨
“Apabila kamu (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan
ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain.
Dan jika setan benar-benar menjadikan kamu lupa (akan larangan ini),
maka setelah ingat kembali janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim”.
(Al An’am 68).
Jadi, selama engkau selalu mengingatkan mereka dengan
lisanmu sebisa mungkin, dan engkau menjauhi amalan mereka,
maka selama itu pula amalan mereka tidak akan mencelakakanmu
dan kamu tidak juga menanggung aib mereka itu,
sebagaimana firman Allah Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَيْكُمْ أَنْفُسَكُمْ لَا يَضُرُّكُمْ مَنْ ضَلَّ إِذَا اهْتَدَيْتُمْ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُون. المائدة ١٠٥
“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian,
tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudarat kepada kalian
apabila kalian telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kalian kembali semuanya,
maka Dia akan menerangkan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”.
Coba perhatikan ayat diatas, Allah Ta’ala menerangkan bahwa
orang-orang sesat tidak akan dapat memberikan mudharat atas orang mukmin
selagi ia menegakkan kebenaran dan beristiqamah diatas jalan petunjuk,
yaitu dengan mengingkari kemungkaran,
teguh diatas kebenaran dan menyeru kepadanya dengan cara yang baik.
Allah Ta’ala juga akan memberikanmu solusi dan jalan keluar,
dan membuat mereka mengambil manfaat dari nasehat-nasehatmu
selama engkau terus bersabar dan mengharapkan dengannya pahala insyaallah.
Dan bergembiralah dengan satu kebaikan yang besar
dan akhir yang menyenangkan selama dirimu teguh diatas kebenaran
dan mengingkari siapa saja yang melanggarnya,
sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
((…وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ)) [الأعراف ١٢٨]
“Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.
(Al A’raf 128)
Dan firman-Nya:
((…فَاصْبِرْ ۖ إِنَّ الْعَاقِبَةَ لِلْمُتَّقِينَ)) [هود ٤٩]
“Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik
adalah bagi orang-orang yang bertakwa”. (Hud 49)
Dan firman-Nya juga:
((وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ)) [العنكبوت ٦٩]
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami,
benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
Fatwa Mufti Syaikh Bin Baz pada:
مجموع فتاوى ابن باز ج ٣ ص ١٠٨٠
Dikutip dari kitab:
فتاوى الأمرين بالمعروف والناهين عن المنكر ص ٤٠-٤٢
Penerjemah: Muhammad Hadhrami Bin Ibrahim