Kesalahan Orang Shalat (bagian 10): Mensejajarkan Ujung-Ujung Kedua Kaki

Pembaca yang budiman…

Kita telah menyebutkan beberapa bentuk kesalahan dalam sholat, yaitu:

  • Tidak menegakkan tulang punggung pada saat ruku’ atau sujud.
  • Tidak Thuma’ninahdi dalam shalat.
  • Mendahului imam.
  • Tidak segera mengikuti gerakan imam
  • Bacaan yang sama antara makmum dan imam tatkala ‘itidal
  • Melafazhkan niat
  • Menyepelekan masalah Shaf dengan tidak menutup sela-sela yang kosong dan tidak menyempurnakan kedua ujung shof(barisan) yang di depan.
  • Membaca surat al Fatihah dan surat setelahnya, termasuk pula sewaktu membaca Dzikir ruku’, I’tidal(berdiri dari ruku’), sujud dan yang lainnya cukup dengan hati, tanpa menggerakan lidah
  • Tidak mengeraskan ucapan amindalam sholat jahriyah(sholat yang didalamnya bacaan surat al Fatihah dikeraskan)
  • Tidak mengangkat kedua tangan pada tempat-tempat(posisi) yang dianjurkan untuk mengangkatnya menurut Sunnah Rasululloh shallallohu ‘alaihi wasallam.
  • Melepas pandangan ke semua arah dan tidak terfokus pada tempat sujud sewaktu sholat.
  • Bertopang pada salah satu dari kedua kakinya secara bergiliran
  • Berlebih-lebihan sewaktu mengangkat tangan sejajar dengan telinga. Yaitu dengan menjadikan kedua ibu jarinya bersentuhan dengan kedua daun telinga.
  • Makmum memposisikan diri sedeikit mundur ke belakang imam saat shalat berjamaa’h hanya dua orang.

Berikut ini, kita sebutkan bentuk kesalahan yang lainnya yang semoga kita terhindar darinya.

Pembaca yang budiman…

Termasuk kesalahan adalah bahwa sebagian orang yang shalat bila berdiri bersebelahan dengan saudaranydalam satu baris (shaf), maka mereka menyejajarkan ujung-ujung jemari kedua kakinya, dan menganggap hal ini termasuk penyamaan/pelurusan barisan.

Yang Benar : bahwa meluruskan barisan hendaknya dengan mensejajarkan bahu /pundak dan tumit, bahkan juga dengan menempelkan tumit makmumnya yang satu dengan tumit makmum yang disebelahnya bukan dengan ujung-ujung jemari kedua kakinya.

Wallahu a’lam

Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau. (Abu Umair)

Sumber:

Tanbiihaat ‘alaa ba’dhi akhto-I al Mushollin, Abdul Aziz bin Nashr al-Musainid. Dikomentari oleh Syaikh Abdullah al-Jibrin. (Edisi Bahasa Indonesia, hal.10)

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *