Dari sebuah hadits yang masyhur ditelinga kaum muslimin kita ketahui bersama bahwa praktek Nahi Munkar dimulai dari tangan atau kekuasaan, kemudian jika tidak tersanggupi maka dengan lisan, kemudian jika tidak disanggupi juga maka serendah-rendahnya diingkari dengan hati. adapun dalam kesempatan kali ini kita akan membahas secara spesifik tahapan-tahapan mengubah dengan lisan, dari apa dimulai dan bagaimana cara mempraktekkannya.
Secara garis besar ada dua cara yang dinukilkan kepada kita dari Sunnah Nabawiyah tentang cara menegakkan amanat Amar Makruf Nahi Munkar dengan lisan, dikarenakan tidaklah suatu kemungkaran terjadi kecuali Nabi langsung bergegas untuk mencegah, melarang atau mengubahnya, dan berikut dua buah cara yang biasa Nabi gunakan:
- Menegur langsung
Maksudnya adalah menegur langsung pelaku kemungkaran didepannya.
Ini adalah salah satu cara yang Nabi gunakan, namun dalam penerapannya Nabi juga memvariasikan metodenya sesuai keadaan, terkadang Nabi menegur keras pelakunya sebagai bentuk isyarat bahwa yang dilakukan tersebut sangatlah besar perkaranya, seperti didalam kisah Usamah bin Zaid pada suatu peperangan yang mana ia tetap membunuh seorang musuh padahal orang itu telah mengucapkan kalimat syahadat sesaat sebelumnya. ada juga metode yang paling sering digunakan oleh Nabi adalah menegur dengan lemah lembut, seperti didalam kisah Umar Bin Abi Salamah, seorang yatim yang Nabi rawat, tatkala itu Nabi menegurnya yang sedang makan bersama Nabi pada wadah yang sama agar memperhatikan adab-adab makan seperti menggunakan tangan kanan dan tidak menjangkau makanan yang jauh dsbg.
- Dengan sindiran
Adakalanya Nabi tidak ingin sampai melukai hati pelaku kemungkaran tersebut dengan menegurnya secara langsung atau dihadapan orang banyak, maka dengan metode yang ini Nabi biasa mengumpulkan para sahabatnya di Masjid, kemudian beliau menaiki mimbar dan menyebutkan mengedukaskan tentang larangan ini dan itu yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang tanpa menyebut nama dan sifat-sifat mereka, sehingga mereka tidak harus menanggung malu jika perkara diketahui oleh orang banyak dan dengan izin Allah mereka akan menyadari kesalahan mereka sendiri.
Setelah kita mengetahui bahwa Nabi dalam melaksanakan amanat Amar Makruf Nahi Munkar dengan kedua cara diatas, maka insyaallah pada artikel selanjutnya kita akan mengetahui bersama tahapan-tahapan apa yang Nabi tempuh dengan kedua cara diatas.
Penulis: Muhammad Hadhrami Bin Ibrahim
Rujukan:
نحو مفهوم شامل للاحتساب ص ٢٠١-٢١٤ بالاختصار
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,