Kesalahan dalam Shalat

Pembaca yang budiman…

Abu Sulaiman Malik bin Huwairits –semoga Allah meridhainya, ia mengatakan, Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan kepada kami (para sahabat-ed),

صلوا كما رأيتموني أصلي

(“shalatlah kalian seperti kalian melihat aku shalat.” (HR. al-Baihaqi di dalam Sunan al-Qubro dan lainnya).
Dari hadis yang mulia ini ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil di antaranya:

  1. Wajibnya kita meneladani nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal shalat.
  2. Standar benar tidaknya sholat seseorang adalah sejauh mana kecocokan shalatnya dengan shalat yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Bila shalatnya mencocoki dengan shalat Rasulullah, maka shalatnya benar. Namun bila shalatnya menyelisihi shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasllam, maka shalatnya salah.

Pembaca yang budiman…

Seseorang yang sholat bisa saja ia terjatuh ke dalam kesalahan. Sebabnya antara lain adalah karena ketidak tahuan orang yang sholat tersebut  tentang bagaimana tata cara Rosulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan, inilah yang pernah menimpa salah seorang di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau melihatnya yang kemudian beliau shallallahu ‘alahi wasallam meluruskan kesalahannya.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى ثُمَّ جَاءَ فَسَلَّمَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَرَدَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- السَّلاَمَ قَالَ « ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ». فَرَجَعَ الرَّجُلُ فَصَلَّى كَمَا كَانَ صَلَّى ثُمَّ جَاءَ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَسَلَّمَ عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « وَعَلَيْكَ السَّلاَمُ ». ثُمَّ قَالَ « ارْجِعْ فَصَلِّ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ ». حَتَّى فَعَلَ ذَلِكَ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ فَقَالَ الرَّجُلُ وَالَّذِى بَعَثَكَ بِالْحَقِّ مَا أُحْسِنُ غَيْرَ هَذَا عَلِّمْنِى. قَالَ « إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلاَةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنَ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِى صَلاَتِكَ كُلِّهَا ».

Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya- bahwa –suatu ketika- Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam masuk masjid, lalu ada seorang lelaki yang masuk masjid. Lalu, laki-laki tersebut shalat kemudian ia mendatangi Rasulullah seraya beruluk salam kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasllam. Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab salamnya. Beliau kemudian bersabda, kembalilah lalu salatlah karena sesungguhnya engkau belum shalat. Lalu, orang itupun kembali dan melakukan shalat sebagaimana shalat yang ia lakukan pertama. Kemudian, ia datang kepada nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya beruluk salam kepada beliau. Lalu, Rasulullah pun menjawab salamnya dengan mengatakan, “wa’alaikassalam” kemudian beliau bersabda, kembalilah engkau lalu shalatlah karena sesungguhnya engkau belum shalat. Hingga orang ini melakukan hal yang sama tiga kali. Lalu, orang tersebut mengatakan, Demi Dzat yang telah mengutus Anda dengan membawa kebenaran, aku tak mampu melakukan yang lebih baik dari pada ini, oleh karena itu ajarilah aku! beliau kemudian bersabda, jika engkau telah berdiri untuk melakukan shalat, maka bertakbirlah kemudian bacalah yang mudah bagimu dari al-Qur’an. Kemudian, ruku’lah hingga tenang, kemudian angkatlah (badanmu) hingga tegak . Kemudian sujudlah hingga tenang, kemdian bangkitlah dari sujud dan duduklah hingga tenang. Kemudian lakukanlah semua itu dalam seluruh sholatmu. (HR. Muslim)

Ya, orang ini salah karena ia tidak tuma’ninah dalam shalatnya. Sebabnya adalah ketidaktahuan akan hal tersebut.

Pembaca yang budiman…

Adakah kesalahan yang sering kali terjadi selain hal di atas? maka berikut inilah kami sebutkan beberapa saja di antanya.

1.Tidak menegakkan tulang punggung pada saat ruku’ atau sujud.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari Abi Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam  bersabda: “Tidak sah sholat seseorang di antara kalian sehingga dia menegakkan punggungnya baik pada saat ruku’ dan sujud.” (Musnad Imam Ahmad: 4/122)

Orang seperti ini (yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya ketika shalat) terfonis sebagai seorang pencuri dalam shalatnya dan lebih buruk dari pada pencuri harta. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam kitab musnadnya dari hadits Abi Qatadah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi bersabda: “Orang yang paling buruk adalah orang yang mencuri dari shalatnya”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah bagaimanakan seseorang mencuri dari shalatnya?”. Beliau bersabda: “Dia tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya”. Atau beliau bersabda: “Dia tidak menegakkan tulang punggungnya pada saat dia ruku’ atau sujud”. (Musnad Imam Ahmad: 5/310)

Pada waktu ruku’ sebagaian orang merendahkan punggungnya melebihi yang semestinya atau mengangkatnya, dan ini adalah kesalahan, sebab apabila Nabi melakukan ruku’ maka beliau membentang punggungnya dan meratakannya sehingga kalau air diletakkan padanya niscaya dia akan tetap terdiam. (Sunan Ibnu Majah hal: 103 no: 872)

Diriwayatkan oleh Al-Nasa’I dari hadits Abi Humaid dia berkata: Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ruku’ maka beliau ruku’ dengan tegak, beliau tidak mengangkat kepala dan tidak pula menundukkannya dan beliau melatakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya”. (Al-Nasa’i: no: 1039)

Adapun pada waktu bersujud, sebagaian orang yang bersujud tidak meletakkan keningnya dengan benar pada tanah, sebagian orang mengangkat kedua telapak kakinya dari permukaan bumi. Dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari hadits riwayat Ibnu Abbas bin Abdul Muththalib bahwa Nabi bersabda: Aku diperintahkan untuk bersujud pada tujuh tulang, yaitu pada kening dan beliau memberi isyarat pada hidung beliau, dan kedua tangan, kedua lutut serta ujung kedua kaki”. (Al-Bukhari: 812 dan Muslim: 490)

Hadits ini menerangkan tentang anggota sujud yang tujuh dan seharusnya bagi orang yang mengerjakan shalat untuk bersujud pada anggota tubuh tersebut.

2.Tidak Thuma’ninah di dalam shalat.

Thuma’ninah di dalam Sholat merupakan salah satu rukun shalat, di mana shalat tidak sah tanpa mengerjakannya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Zaid bin Wahb bahwa dia berkata: Hudzaifah pernah melihat seorang lelaki yang shalat tanpa menyempurnakan ruku’ dan sujud, maka dia menegur: “Engkau belum shalat dan jika engkau mati dalam keadaan seperti ini maka engkau mati tidak dalam fitrah yang telah ditetapkan oleh Allah terhadap Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”. (Al-Bukhari: 757 dan Muslim: 397)

Hadits ini menjelaskan tentang wajibnya thuma’ninah dalam ruku’ dan sujud dan melalaikannya bisa mengakibatkan batalnya shalat, sebab Hudzaifah berkata: Engkau belum shalat. Hal ini sama dengan apa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada orang yang buruk dalam shalatnya, sebagaimana dijelaskan di dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah yang telah disebutkan dalam muqoddimah.

3.Mendahului imam.

Dalam hal ini terdapat larangan yang sangat jelas dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik  berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat bersama kita pada suatu hari lalu pada saat beliau telah selesai shalat beliau menghadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda: Wahai sekalian manusia!. Sesungguhnya aku adalah imam kalian maka janganlah sekli-kali mendahuluiku dalam ruku’, sujud, berdiri dan bubar shalat sesungguhnya aku melihat kalian dari sisi belakangku”. Kemudian beliau bersabda: “Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya!, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat niscaya kalian sedikti ketawa dan banyak menangis”. Para shahabat bertanya: “Apakah yang engkau lihat wahai Rasulullah?”. Beliau berabda: “Surga dan neraka”. (Shahih Muslim: 426)

Diriwayatkan oleh Imam Bukahri dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi bersabda: “Tidakkah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam takut jika Allah mengganti kepalanya dengan kepala himar?”. (Muslim: 427 dan Bukhari: 691)

Demikianlah, 3 kesalahan yang sering terjadi dalam sholat yang bisa kami sebutkan. Tentu, tidak berarti hanya 3 kesalahan saja, masih banyak kesalahan-kesalahan lain. Wallahu ‘alam

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga kepada keluarga dan seluruh orang yang mengikuti beliau.

(Abu Umair)

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *