Saudaraku yang di rahmati Allah….
Allah Subhanahu wata’ala telah menceritakan di dalam Al-qur’an bagaimana kaum ‘Ad, bagaimana kaum samud, bagaimana Fir’aun. Bagaimana pada surat Al-fajr, Allah menceritakan mereka:
الَّذِينَ طَغَوْا فِي الْبِلَاد)ِ١٢( فَأَكْثَرُوا فِيهَا الْفَسَاد) ١٣( فَصَبَّ عَلَيْهِمْ رَبُّكَ سَوْطَ عَذَابٍ
“yang membuat sewenang-wenang dalam negri, lalu mereka banyak berbuat kerusakan dalam negri itu. karna itu, Tuhanmu menimpakkan cemati azab kepada mereka’’. (Qs. Al-Fajr 11-13)
Ayat-ayat yang seperti ini banyak di dalam Al-Qur’an yang menceritakan bahwa orang yang bermaksiat kepada Allah subhanahu wata’ala, Allah akan menimpakkan adzab, Padahal mereka itu memiliki kemampuan yang luar biasa, Allah katakan “mereka memiliki gedung-gedung yang tinggi yang belum pernah dibuat oleh kaum sebelumnya. Tapi apalah daya kekuatan itu kalau Allah yang berkehendak.
Saudaraku yang dirahmati Allah…
Maka maksiat dapat menimbulkan adzab dari Allah Subhanahu Wata’ala ,dan penyakit pada diri kita.Bahkan ada yang lebih parah dari itu dan tidak disadari yaitu maksiat dapat merusak jiwa dan hati, mengapa rusak hati dan jiwa itu lebih parah dibandingkan dengan rusaknya fisik ..? karna orang, kalau sudah berdosa, misalkan tangannya berdosa dan Allah menjadikan tangannya itu luka ataupun patah, dia akan sadar bahwa tangannya itu berdosa,dan dia bisa mendekatkan diri kepada Allah suhanahu wata’ala, lukanya mengantarkan kepada sadar. Tapi kalau hati yang sudah dimatikan oleh Allah, hati yang sudah tidak lagi memikirkan Allah,ia tidak memikirkan lagi untuk beribadah kepada Allah, maka hati yang seperti ini bisa mengantarkan ia kepada nerakanya Allah subhanahu wata’ala
Saudaraku yang di rahmati Allah subhanahu wata’ala…..
Dalam sebuah hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
إن المؤمن إذا أذنب كانت نكطة سوداء في قلبه فإن تاب و نزع واستغفر صقل قلبه ,وإن زاد زادت حتي يعلو قلبه ,ذاك الرين الذي ذكرالله في القرآن
“sesungguhnya orang mukmin itu jika berbuat dosa, maka terbentuklah titik hitam di hatinya.Apabila ia bertaubat, meninggalkan dan beristighfar maka mengkilaplah hatinya. Dan jika ia menambah (dosa) maka bertambahlah (bintik hitamnya) sampai hatinya. Itulah ‘rann’ yang disebut oleh Allah dalam Al-Qur’an,
(كلا بل ران علي قلوبهم ماكانو ا يكسبون)
“sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang mereka selalu usahakan itu menutup hati mereka . (AL-Muthaffin:14) HR. Ahmad 2/297
Orang kalau sudah tidak bisa melihat kebenaran, dipanggilkan orang sebaik manapun untuk menasehati dia, ataupun untuk memberikan pelajaran agama. kalau hatinya sudah Allah tutup tidak akan mungkin bisa di buka, walupun dibawakan seribu dalil dari Al-qur’an dan Hadits tidak akan bermanfa’at. Allah Ta’ala berfirman.
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka karenanya dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal: 2).
Ibnu qoyyim berkata: Dampak dari maksiat Allah akan menjadikan hatinya buta. Allah berfirman:
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” Qs.Al-hajj :46.
Orang kalau buta hatinya, yang benar di bilang sesat dan yang sesat di bilang benar, yang tauhid di bilang syirik dan yang syirik dibilang tauhid.
Kebutaan hati itu lebih parah di bandingkan dengan kebutaan mata.kenapa..? Kalau orang yang buta matanya tapi hatinya masih benar dia bisa berjalan menuju Allah dan bertauhid kepada Allah, jalan ini bisa mengantarkan ia kepada surganya Allah. Tapi kalau hatinya sudah buta (sudah tidak bisa melihat kebenaran) dia akan menilai yang benar itu salah dan yang salah itu benar. Dan hatinya akan benci kepada kebenaran dan bahkan akan menantangi kebenaran tanpa ia sadar. Apakah penyebabnya..? Penyebabnya adalah maksiat yang ia lakukan kepada Allah.
Maka jangan heran ketika ada orang berpenampilan muslim tapi ia bertentangan dengan islam, perkataannya mencela muslim yang lainnya, orang yang seperti ini bukan matanya yang buta, bukan telinganya yang tuli, akan tetapi hatinya yang buta.
Ia tidak lagi cinta kepada Al-qur’an, kepada hadits, tidak lagi senang melihat orang diatas kebenaran, bahkan benci terhadap kebaikan. Apakah ada adzab yang lebih pedih di dunia ini daripada orang yang Allah matikan hatinya?.
Kalau kita berbuat dosa dan dosa itu langsung berdampak terhadap diri kita dan kita sadar itu lebih baik dan lebih ringan daripada dampaknya terhadap hati, iman dan Agama kita. Karna kalau Allah biarkan Agama kita rusak, artinya hubungan kita dengan Allah itu rusak, kalau seperti itu berarti jalan menuju surgapun itu rusak.
Maka jangan heran ketika ada orang yang dibawakan dalil-dalil yang jelas ia tidak mau mendengar mengapa demikian? Karna hati orang itu berbeda-beda ada orang ketika disampaikan kepadanya dalil dari Al-qur’an dan Hadits dia mudah menerimanya dan sebaliknya ada sebagian orang ketika disampaikan kepadanya Al-qur’an malah benci, tidak suka,menolak dengan alasan tidak masuk akal. Begitulah dampak dari kemaksitan.
Artikel : www.hisbah.net
Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,