Jadilah Engkau Seorang Dai (Bagian 2)

Beberapa pelajaran yang dipetik dan diterjemahkan dari ceramah Syeikh Shaleh bin Abdul Aziz Alu Syaikh.

Seorang dai adalah mujahid

Seorang dai yang berdakwah kepada jalan Allah SWT adalah mujahid, dan umat yang berdakwah adalah umat yang berjihad. Oleh karena itu ketika Rasulullah SAW masih di Mekah sebelum di syariatkannya jihad dengan senjata, jihad beliau adalah dengan berdakwah dan menyampaikan argumen dan bukti (untuk menyampaikan kebenaran). Allah berfirman:

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا

Maka janganlah engkau taati orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengannya (Al-Qur’an) dengan (semangat) perjuangan yang besar.” (QS. Al-Furqan: 52).

Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata tentang maksud ayat وَجَاهِدْهُمْ بِهِ (dan berjihadlah dengannya) makdsudnya adalah dengan Al-Qur’an.

Rasulullah SAW bersabda:

لا تزال طائفة من أمتي يقاتلون على الحق ظاهرين إلى يوم القيامة

Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang membela kebenaran, mendapat pertolongan Allah hingga datangnya hari kiamat.” (HR. Muslim).

Pertolongan apa yang dimaksud? Para ulama megatakan bahwa yang dimaksud adalah pertolongan melalui senjata atau dengan argumen (untuk menyampaikan kebenaran), karena Allah SWT memberi pertolongan kepada Nabi SAW pada fase saat beliau Mekah atau pada fase-fase setelahnya.

Golongan yang mendapatkan pertolongan ini akan selalu mendapatkan pertolongan walaupun jumlahnya sedikit. Dan yang dimaksud dengan tertolong adalah bahwasanya mereka akan selalu mendapatkan pertolongan dari Allah SWT dengan argumen dan bukti mereka, karena bukti yang mereka bawa lebih agung dari bukti-bukti yang lain, dan kebenaran yang menyertai mereka akan menepis kebatilan yang ada pada orang lain melalui dakwah dan penjelasan.

Dan inilah keadaan orang-orang yang berdakwah kepada ajaran yang dikandung oleh Al-Qur’an, mengikuti sunnah Nabi SAW dan para salafus shaleh serta berjalan dijalan para ulama yang memiliki pemahaman yang dalam terhadap agama, maka ia terhitung mujahid di jalan Allah. Dan Allah SWT akan melipat gandakan pahala pahala para mujahidin sampai 700 kali lipat atau lebih. Ini adalah keutamaan yang sangat agung yang sangat disayangkan jika kita luputkan.

Jika berdakwah termasuk jihad maka jihad kepada siapa? Apakah jihad kepada musuh? Yang pertama adalah jihad kepada hawa nafsu yang ada dalam diri kita, jihad kepada setan yang senantiasa menyesatkan manusia, dan jihad terhadap kemungkaran disekitar.

Kesimpulannya: orang yang dikatakan dai kepada Allah SWT adalah orang yang menyebarkan agama Allah (islam), atau suatu permasalahan dalam agama yang ketahui dan ia pahami kemudian ia mengajarkannya, maka ia akan mendapatkan pahala. Dan ia harus melaksanakan itu semua dia atas ilmu, dan diatas petunjuk sunnah Nabi SAW serta para ulama yang memiliki pemahaman yang dalam terhadap agama. Dan ia harus dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh ulama ahussnnah wal jamaah tentang bagaimana etika berdakwah, syarat-syaratnya, dan apa saja penyempurnanya. Karena mengetahui segala hal ini adalah suatu kebaikan baik di masa kini atau dimasa mendatang.

Diterjemahkan oleh: Arinal Haq

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel di Fans Page Hisbah.net
Twitter @Hisbahnet,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *