9 Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Dengan menyebut nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang.

Termasuk perkara teragung yang dengannya seorang hamba mendekatkan dirinya kepada Allah adalah “membaca Al-Qur’an”. Tidak diragukan bahwa membaca Al-Qur’an termasuk sifat orang-orang yang beriman dan para shiddiquun, dan (perbuatan ini) merupakan saham terbesar untuk mendulang rahmat Allah ta’ala. Oleh karena itu, Allah ta’ala memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam untuk membaca apa yang diturunkan kepadanya, seraya berfirman,

وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيْلاً

“Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil.” (QS. Al-Muzammil : 4)

Al-Hasan mengatakan, bacalah Al-Qur’an itu dengan bacaan yang jelas.

Dan, Allah berfirman seraya memuji orang yang melukan hal tersebut,

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ* لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rizki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Al-Fathir : 29)

Abu Musa Al-‘Asy’ari -semoga Allah meridhainya-, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ

“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Alquran adalah seperti buah utrujjah; aromanya wangi dan rasanya enak. Orang mukmin yang tidak membaca Alquran adalah seperti buah kurma; tidak ada wanginya, tetapi rasanya manis. Orang munafik yang membaca Alquran adalah seperti tumbuhan raihaanah (kemangi); aromanya wangi tetapi rasanya pahit, sedangkan orang munafik yang tidak membaca Al-Qur’an adalah seperti tumbuhan hanzhalah; tidak ada wanginya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Membaca Al-Qur’an memiliki buah yang beragam, di antaranya,

1.Dengannya diperoleh keselamatan dari keburukan.

Seperti keburukan yang dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

عن ابن عباسٍ رضي الله عنهما ، قَالَ : قَالَ رسول الله -صلى الله عليه وسلم- : إنَّ الَّذِي لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ

Dari Ibnu Abbas -semoga Allah meridhoinya-, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang tidak ada pada kerongkongannya sedikitpun dari (bacaan) Al-Qur’an adalah seperti halnya rumah yang roboh.” (HR. At-Tirmidzi)

2.Orang yang banyak membaca Al-Qur’an, kita boleh Iri kepadanya agar mendapatkan hal yang serupa dengan kenikmatan yang diberikan kepada orang tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لاَ حَسَدَ إِلاَّ في اثْنَتَيْنِ : رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ القُرْآنَ، فَهُوَ يَقُومُ بِهِ آنَاء اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً، فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ.

“Tidak boleh hasad kecuali kepada dua orang; (1) seorang yang diberi Al-Qur’an oleh Allah, di mana dia membacanya sepanjang malam dan siang hari, (2) seorang yang dikaruniai harta oleh Allah, di mana dia menginfakkan (sebagiannya di jalan Allah) sepanjang malam dan siang hari.” (Muttafaq ‘Alaih)

3.Membaca Al-Qur’an merupakan sebab diangkatnya kedudukan (pelakunya) didunia dan akhirat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّ اللهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الكِتَابِ أقْوَاماً وَيَضَعُ بِهِ آخرِينَ

“Sesungguhnya Allah akan mengangkat (derajat/kedudukan) sekelompok orang dengan sebab kitab ini (Al-Qur’an) dan dengan sebab kitab ini (Al-Qur’an) juga Allah akan merendahkan (derat/kedudukan) sekelompok orang yang lainnya.” (HR. Muslim)

4.Membaca Al-Qur’an akan mendatangkan keberkahan di dunia dan di akhirat.

Dari Abu Dzar -semoga Allah meridhainya-, ia berkata, wahai Rasulullah, berikanlah wasiat kepadaku! Beliau bersabda,

عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ؛ فَإِنَّهُ رَأْسُ الْأَمْرِ كُلِّهِ

“Hendaklah engkau bertakwa kepada Allah; karena sesungguhnya ketakwaan itu adalah kepala segala urusan.”

Akupun kembali berujar, wahai Rasulullah, berilah tambahan (wasiat) kepadaku, beliau bersabda,

عَلَيْكَ بِتِلَاوَةِ الْقُرْآنِ؛ فَإِنَّهُ نُوْرٌ لَكَ فِيْ الْأَرْضِ، وَذُخْرٌ لَكَ فِيْ الْسَّمَاءِ

“Hendaklah engkau membaca Al-Qur’an; karena sesungguhnya Al-Qur’an itu merupakan cahaya bagimu di bumi dan simpanan bagimu di akhirat.”

Dan, Ibnu Abbas -semoga Allah meridhainya- Allah menjamin siapa saja yang mengikuti (petunjuk) Al-Qur’an niscaya tak akan sesat di dunia dan tak akan sengsara di akhirat, kemudian Ibnu Abbas membaca (firman Allah),

فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى

“Maka barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha : 123)

5.Dan dengan sebab membaca Al-Qur’an, Allah akan mewujudkan untuk Anda empat hal.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

«مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِيْ بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابِ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ فِيْمَا بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةِ، وَحَفَتْهُمُ الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ»

“Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu rumah di antara rumah-rumah Allah, mereka membaca kitabullah, saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dinaungi oleh para malaikat, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk-makhluk yang ada di sisinya.” (HR. Muslim)

Alangkah agungnya Allah menyebut-nyebut diri Anda di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya! Telah valid di dalam shahiihain (Al-Bukhari dan Muslim) bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berkata kepada Ubaiy bin Ka’ab,

إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku untuk membacakan (Al-Qur’an) kepadamu.” (Mendengar sabda beliau ini) Ubaiy pun berujar, “Apakah Allah menyebut namaku kepada Anda? apakah Allah menyebut namamu kepadaku?” Perowi berkata, “Maka Ubaiy pun kemudian menangis.”

6.Setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca akan diganjar dengan 10 kebaikan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَرَأ حَرْفاً مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ، وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أمْثَالِهَا، لاَ أقول : (ألم) حَرفٌ، وَلكِنْ : ألِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barangsiapa membaca satu huruf dari kitabullah (Al-Qur’an), maka (dicatat) baginya satu hasanah (kebaikan) dan kebaikan itu akan dilipat gandakan menjadi 10 kelipatannya, aku tidak mengucapkan, {ألم} Alif laam Miim itu satu huruf, akan tetapi Alif itu satu huruf, Laam itu satu huruf, dan Miim itu satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

7.Orang-orang yang membaca Al-Qur’an adalah Ahlullah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ

“Sesungguhnya Allah memiliki ahli dari kalangan manusia.” (Mendengar penuturan beliau) mereka (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah mereka itu? Beliau menjawab,

هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ

“Mereka itu adalah ahlu Al-Qur’an”

8.Disebabkan karena membaca Al-Qur’an, pelakunya akan mendapatkan syafa’at Al-Qur’an.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

اقْرَؤُوا القُرْآنَ؛ فَإنَّهُ يَأتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيعاً لأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Qur’an itu akan datang pada hari kiamat untuk memberikan syafa’at kepada pembacanya.” (HR. Muslim)

9.Dengan membaca Al-Qur’an seseorang akan dinaikkan derajatnya yang tinggi di Jannatul ma’wa

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ : اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ في الدُّنْيَا، فَإنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آية تَقْرَؤُهَا

“Akan dikatakan kepada pemabca Al-Qur’an (kelak pada hari kiamat -pen), “bacalah dan teruslah naik, dan bacalah secara tartil sebagaimana engkau membacanya secara tartil ketika di dunia, sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang kalian baca.” (HR. Abu Dawud)


Dialihbahasakan dari tulisan berjudul, “Fadhlu Qira’ati Al-Qur’an”, Ziyad Muhammad Al-‘Umariy,

www.saaid.net/Minute/629.htm, dengan sedikit gubahan

Penerjemah: Amar Abdullah bin Syakir

Artikel : www.hisbah.net

Ikuti update artikel Hisbah di Fans Page Hisbah
Twitter @Hisbahnet, Google+ Hisbahnet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *