3 Kiat Mempertahankan Semangat Bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan baru saja meninggalkan kita, dengan puasa, shalat dan tilawahnya, semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dalam setahun ke depan. Semoga Allah ﷻ menerima amal saleh kita dan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu.

Dan Ramadhan datang, bukan hanya dijadikan momen tahunan, namun diambil darinya pelajaran dan persiapan diri. Setelah sebulan penuh menempah diri dengan puasa dan ibadah lainnya, seharusnya Ramadhan terus membekas. Bukan hanya pergi begitu saja.

Maka berikut, ada tiga amalan yang dapat kita kerjakan sepanjang tahun, demi meneruskan pesan utama dari Ramadhan, yaitu agar kita bertakwa. Dan takwa kepada Allah ﷻ tentunya kapan saja dan dimana saja, bukan hanya di bulan Ramadhan.

  1. Memperbanyak Puasa Sunnah

Jika kita sangat menyukai bulan Ramadhan karena puasanya, sungguh kita dapat sering berpuasa juga di sepanjang tahun. Dan puasa memang memiliki keutamaan yang sangat besar, salah satunya sebagaimana di dalam hadits berikut:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُوْمُ يَوْمًا فِي سَبِيْلِ اللَّهِ إِلاَّبَاعَدَ اللَّهُ بَذَلِكَ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِيْنَ خَرِيْفًا

“Tidaklah seorang hamba puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim”. (HR Bukhari dan Muslim)

Dan khususnya di bulan Syawwal ini, kita memiliki kesempatan untuk dapat menyempurnakan pahala kita agar mendapatkan pahala layaknya berpuasa setahun penuh. Nabi bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, kemudian menyambungnya dengan puasa 6 hari di bulan Syawal, maka pahalanya sama dengan puasa selama satu tahun.” (HR Muslim)

Dan masih banyak puasa-puasa sunnah lainnya sepanjang tahun, seperti puasa senin dan kamis, puasa Arafah, dan lain-lain.

  1. Shalat Witir

Kemudian salah satu khasnya beribadah di bulan Ramadhan adalah melaksanakan shalat Tarawih. Dan meski Ramadhan telah usai, kita tetap bisa melanjutkan amal shalih ini, yaitu dengan bangun bertahajjud di 1/3 malam terakhir. Atau misalnya tidak sanggup untuk bangun terlalu dini karena letih fisik akibar pekerjaan, kita dapat juga shalat witir saja setelah shalat Isya, atau sebelum beranjak tidur. Itu agar amalan penutup kita di hari itu sebelum tidur adalah shalat. Nabi bersabda:

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؛ قَالَ اجْعَلُوْا آخِرَ صَلاَتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْراً. متفق عليه

“Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan Witir”. (Muttafaqun ‘alaihi)

Namun tentunya bagi yang berusaha untuk dapat bangun tahajjud dan witir lebih baik pahalanya.

  1. Rutinkan Membaca Al Qur’an

Amalan terakhir penutup tulisan ringkas ini adalah membaca Al Qur’an. Ya, karena Ramadhan adalah bulan Al Qur’an.  Maka teruskan semangatnya dengan rutin membaca Al Qur’an, dan lebih baik lagi jika berusaha menghafalnya, sehingga dapat diulang-ulang di dalam shalat. Apalagi di masa pandemi ini, terkadang zona suatu tempat memaksa kita untuk shalat di rumah saja bersama keluarga.

Terkait keutamaannya Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ ۚ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi (29), agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunianya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha mensyukuri (30).” (QS Fathir: 29-30)

Dan Rasulullah ﷺ bersabda:

مَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ القُرْآنَ، وَهُوَ حَافِظٌ لَهُ مَعَ السَّفَرَةِ الكِرَامِ البَرَرَةِ، وَمَثَلُ الَّذِي يَقْرَأُ، وَهُوَ يَتَعَاهَدُهُ، وَهُوَ عَلَيْهِ شَدِيدٌ فَلَهُ أَجْرَانِ

“Perumpamaan orang yang membaca Al Quran, sedangkan ia hafal maka ia bersama (malaikat) safar yang mulia lagi berbakti. Dan perumpamaan orang yang membaca Al Quran, sedangkan ia berusaha (menghafal)nya dan merasa sangat berat untuk menghafalkannya maka ia mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari)

Lihat, bagaimana Islam sangat menghargai sebuah usaha. Mudah menghafal adalah karunia, namun sulit menghafal tapi tetap mengusahakannya itu bernilai pahala ganda di sisi Allah ﷻ.

Terakhir, semoga Allah ﷻ menerima ibadah kita di bulan Ramadhan yang lalu dan memberikan kesempatan untuk mendapati Ramadhan di tahun depan lagi, Aamiin.

 

Artikel: www.hisbah.net
Ikuti update artikel kami di Hisbah.net
Youtube: HisbahTv
Instagram: Hisbahnet dan Al Hisbah Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *